--
setelah perjalanan jauh dari Medan, naik bis selama 13 jam, saya sampai Banda Aceh tanggal 15 mei. hari itu dan 2 hari selanjut itu adalah hari yang khusus, yang sungguh-sungguh menyenangkan untuk saya.
untungnya boleh check-in dulu, saya berangkat dari hotel sesudah mandi dan istirahat.(itu seperti keputusasaan kalau harus menunggu waktu check-in, membawa tas yang seberat 13kg, kurang tidur dalam bis malam dulu, sambil masih merasa mabuk)
ketika berkenalan dengan Desi, saya di jalan. badannya cukup enak, cuacanya bagus, tapi tidak ada rencana karena itu hari libur. museum tsunami dan tempat wisata yang lain saya akan mengunjungi, tutup.
Desi dia mahasiswi di aceh, orang yang terbuka, bergairah, tetap menantang sesuatu. juga agak gila, gila kopi pula semacam gila yang disukai oleh banyak teman-teman. anyway kami bertemu di jalan. dia sedang mengantar banda aceh sama teman. saya boleh ikut jadi ikut.
kami mengunjungi banyak tempat. berdua atau sama temannya (sekarang juga temanku!). Mesjid Baiturrahman, pasar aceh, perabuhan Ulee Lheu, Museum Tsunami, Museum Aceh, 3 universitas, rumah kakak Ita, desa, sada coffee, dan pantai Lampuuk. saya tidak berniat menulis tentang semua. tentang kota yang lain saya menulis. tetapi, menurut saya, pengalaman yang paling khusus perlu disimpan di dalam hati supaya jangan dimakan. ternyata saya mulai blog ini menurut nasihat Desi, untuk berbagi informasi perjalananku. itu tidak jujur bahwa tidak menulis tentang semua tempat yang hebat di Aceh. namun waktu di sana belum siap diucapkan, masih pengalaman pribadi. saya akan menulis nanti, sesudah saya sendiri cukup memakan itu, atau mengobrolkan cukup dengan teman yang dekat.
di bawah pendapatan saya tentang soal-soal di aceh, pendapatan yang lebih umum. tentang,
(1) Wisata Tsunami
(2) Kedai Kopi
(3) Agama
--
(1) Wisata Tsunami
tahun 2004 aceh kena Tsunami. sekarang di sana ada banyak tempat wisata tsunami. di Jepang tahun 2011 ada Tsunami yang besar. Keduanya tragedi sama besar, akan tetapi dua negara ini bersikap kebalikan. juga di Lapindo di Surabaya, di Goa jepang di Bukittinggi, saya memikirkan perbedaan itu.
di Jepang tragedi itu tragedi, ingin menghapus tapi itu tidak dihapus. iya, jepang coba menghapus. setelah Tsunami tahun 2011, ada mobil apung yang di atas atap. sekarang tidak ada karena kalau orang yang kena tsunami melihat mobilnya menjadi sedih, terlalu sedih. kepikiran tragedi, rindu segala sesuatu yang hilang.
di aceh ada kapal apung yang dilindungi sebagai monumen. para wisatawan mengunjungi, mengambil foto-foto sambil tertawa. saya bingung, kenapa tidak ada orang yang menudingkan meraka? saya masih bingung tetapi tidak mengangap mereka sebagai orang berdarah dingin. di aceh, tragedi itu sudah menjadi bencana yang dulu. jadi wisata tsunami itu diwujudkan. wisata tsunami memberi kesempatan mengetahui bencananya untuk para wisatawan, yang serius apalagi yang mau foto-foto cantik.
orang aceh lebih kuat daripada orang jepang? orang jepang lebih sensitif daripada orang aceh? saya tidak tahu akar perbedaan antara dua negara. akan tetapi saya percaya bahwa Jepang dan Indonesia bisa saling mengajar, belajar, untuk kepulihan cepat, menuju masyarakat bertahan.
(2) Kedai Kopi
kalau sempat mengunjungi aceh, harus mencicipi kopi di Sada Coffee Shop.
Sada Coffee Shop
Jl. Senangin No.21, Banda Aceh, Aceh
Barista sada coffee, dia seorang yang punya pikiran terbuka. Dia adalah petani di perkebunan kopi. tapi penghasilannya kecil oleh karena konstruksi ekonomi kopi. akhirnya dia membuka kedai kopi sendiri.
di jepang, pertanian itu sering dianggap sebagai bidang lemah, petani perlu dilindungi. menurut saya anggapan itu tidak betul. Petani perlu menjadi lebih kuat, harus berpikir sendiri apakah dia bisa sukses tetap bertani. pasti ada secara yang lebih pintar, tanaman lebih cocok, atau dukungan pemerintah yang dia belum menerima. itu betul perlu dukungan, tetapi petani sendiri harus menjadi kuat, menjadi pintar. petani itu tidak pekerjaan rendah.
Apa yang hebatnya, selain pintar, barista sada coffee dia tahu rasa kopi yang sungguh-sungguh enak. sekarang dia mendapat penghasilan sesuai, pelanggan bisa menikmati kopi Gayo wangi yang enak sekali.
Apa yang hebatnya, selain pintar, barista sada coffee dia tahu rasa kopi yang sungguh-sungguh enak. sekarang dia mendapat penghasilan sesuai, pelanggan bisa menikmati kopi Gayo wangi yang enak sekali.
(3) Agama
Di Banda Aceh hampir semua perempuan pakai jilbab. walaupun saya beragama buddha, saya menyenangkan memakai jilbab di sana, karena merasa lebih nyaman, seperti menjadi seorang tinggal di sana.
Akan tetapi agama itu soal yang masih sulit di sana. Ternyata Aceh itu sekarang tidak berbahaya. setahu saya, sama aman di Jogja. mungkin itu betul bahwa kota aceh itu kurang persiapan untuk menerima orang yang tidak beragama Islam. tapi itu tidak arti di sana masih berbahaya. sekarang, damai sekali. DAMAI ITU INDAH.
Dulu ada konflik yang panas antara pemerintah Aceh dan pemerintah Indonesia (mungkin masih ada kesulitan antara mereka). Saya pikir konflik itu memperkuat agama islam di sana. katanya agama islam disebar di Indonesia dari Aceh, itu satu alasan kekuatan islam di aceh. pasti itu benar. Islamism itu menjadi satu identitas aceh. ketika ada konflik, aceh memperkuat identitas mereka, agama islam, saya pikit. sekarang citra kekuatan islam di aceh sudah terkenal. itu baik, tapi untuk wisatawan yang bukan muslim, citra itu membuat mereka takut mengunjungi aceh. (untuk saya, tidak apa apa. saya senang tinggal bersama orang yang beriman).
Tentang Aceh, ada dua alasan ketakutan oleh para wisatawan. nomor satu, konflik dulu antara pemerintah Indonesia, dan nomor dua, kekuatan islam dan citra 'islam' yang tidak sesuai (itu bukan soal cuma di aceh, tapi di seluruh dunia). Semoga dilayangkan cukup informasi tentang keadaan aceh sekarang. Di sana damai, nyaman, ada banyak orang beriman, ramah dan terbuka.
--
Sayangnya semua foto-foto dihapus ketika saya coba upload. saya belum bisa recover datanya. tetapi saya ingat semua waktu di sana. pasti tidak bisa lupa. saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang saya bertemu, menemani dan mengobrol di sana. perjalananku masih lanjut, tapi sesuatu hari saya pasti balik ke sana.
@ Tana Toraja, South Sulawesi, Indonesia
0 件のコメント:
コメントを投稿